Nabi pernah ditanya, “Siapa manusia yang paling berat mendapat ujian?”. Nabi menjawab, “Para nabi, lalu orang-orang mulia dan agung. Seseorang akan diuji menurut kadar agamanya. Jika dia dijadikan memiliki agama yang kuat maka ujian akan ditingkatkan, dan jika agamanya dijadikan lemah maka ujian juga dibuat ringan".
Membaca sejarah para nabi peletak dasar agama samawi terbesar kita akan paham dengan mudah makna hadis di atas. Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan Nabi Muhammad SAW, mereka berlima adalah utusan Allah dengan gelar Ulul Azmi. Gelar khusus untuk para utusan Allah dengan tingkat kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi para penentang yang berat.
Renungkanlah, Nabi Nuh AS, nabi yang oleh banyak pendapat dianggap sebagai nabi asli nusantara karena dari fosil bahtera yang ditemukan ternyata berunsur kayu jati purba yang hanya tumbuh di nusantara. Usianya yang mencapai hampir seribu dengan jumlah pengikut yang sedikit menunjukkan betapa teguh dan sabarnya beliau.
Ibrahim Khalilullah lahir dan menghabiskan masa kecil di tengah hutan karena orang tuanya khawatir Ibrahim kecil dibunuh oleh para pengawal Namrud. Ketika dewasa dia harus berdakwah menghadapi tirani Namrud dan menyadarkan para penyembah berhala dengan aksi main logikanya yang menakjubkan.
Nabi Musa, rasul utama agama Yahudi yang mengalahkan Firaun juga mengalami masa kecil yang menguras air mata. Yukabad ibu Sang Kalimullah ketika mengandung pikirannya sangat kalut dan berkecamuk. Bagaimana tidak? Begitu anak yang lahirkannya nanti berkelamin laki-laki, anak itu langsung dibunuh oleh pengawal Firaun di depan mata ibunya. Allah punya rencana berbeda, Allah mengilhamkan kepadanya untuk menghanyutkan saudara Maryam ini di atas peti di sungai Nil. Allah berfirman: “Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.”
Al Masih Isa bin Maryam merupakan nabi kaum Nasrani. Masa-masa dalam kandungan dilalui oleh ibunya dengan viralnya berita dan gosib bahwa Maryam hamil tanpa suami. Hati Maryam yang remuk redam dan perasannya bagai teriris sembilu tergambar jelas saat akan melahirkan nabi yang dikenal akan kezuhudan dan ketauhidannya. Allah berfirman: "Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, Dia berkata: "Aduhai, Alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan.". Kelak di akhir zaman, Nabi Isa akan turun ke dunia untuk mengalahkan Sang Terlaknat Dajjal si raja sihir dan pembuat keonaran dunia.
Kepingan kisah Sayyidul wujud Nabi Muhammad SAW dan masa kecilnya dituturkan di banyak ayat Al-Quran dan diterjemahkan bahkan dalam berbagai bahasa. Jihadnya bersama sahabat mulia dalam menegakkan agama Islam dilalui dengan tumpahan darah dan air mata juga nyawa. Kisah kehidupan nabi terakhir ini sungguh menginspirasi banyak penulis biografi orang-orang besar dunia.
Tuhan memang punya cara aneh untuk menyiapkan para pemimpin besar berlevel dunia. Sepertinya masa kecil para pemimpin dunia memang tidak ada yang dilalui dalam kemewahan dan kenyamaman. Allah ingin menegaskan kepada siapa saja bahwa “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”.
Renungkanlah juga kisah Sri Krisna. Dikenal dengan pigmen kulitnya yang berwarna biru, Avatar asli India ini terlahir sebagai putra kedelapan dari pasangan Basudewa dan Dewaki. Sebelum dilahirkan, tujuh saudaranya telah dibunuh Khansa ketika sang ibu dibelenggu dalam penjara. Demi menyelamatkan Gopala kecil, Dewaki harus bersiasat mengelabuhi Khansa agar putranya selamat dan sampai di desa Vrindavan. Masa kecil reinkarnasi Dewa Wisnu yang ini memang begitu pilu. Kelahirannya diyakini sebagai cara tuhan untuk menyelamatkan manusia dari kerusakan besar akibat kekejaman Dinasti Kurawa dari Hastinapura.
Maka saya ingin mengatakan wahai saudaraku; jika di saat seorang ibu mengandung ia didera ujian kesabaran, saat melahirkan dan atau masa merawat bayi mungilnya, yakinlah bahwa Allah sedang menyiapkan anakmu menjadi pemimpin besar yang berempati dan bersimpati. Setiap berhiasan emas pasti telah melewati tahapan peleburan pada suhu yang sangat panas lalu dipotong, dipukul, dan diukir untuk menjadi gelang atau cincin. Mutiara yang kemilau tidak diproduksi di dalam jacuzzi dan kamar mandi mewah. Ia ada dalam kedalaman laut yang airnya perih di mata. Makanan lezat di atas meja makan tidak diturunkan dari langit tapi dimasak dengan cara dipotong, digiling, dihancurkan lalu dipanaskan, baru kemudian disajikan dengan sentuhan plating seorang chef.
Ingatlah selalu firman Allah: "Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."
Artikel Karya Ustad Nur Faizin